Kepri Diminta Kembangkan Sektor Potensial untuk Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 hanya mencapai 2,01 persen. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya selalu mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Melihat kondisi ini, Komisi XI DPR RI meminta Pemerintah Pemerintah Provinsi Kepri untuk mengembangkan sektor potensial untuk meningkatkan peetumbuhan ekonomi.
“Pemprov harus memikirkan sumber-sumber pendapatan dari daerah ini, selain ekspor impor. Karena beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan kegiatan ekspor impor,” kata Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng saat memimpin Tim Kunker Komisi XI DPR bertemu dengan Pemprov Kepri dan mitra kerja di Batam, Kepri, Kamis (15/2/2018).
Melchi, panggilan akrab Melchias menilai, salah satu potensi yang bisa dikembangkan adalah sektor pariwisata. Mengingat letak geografis Kepri, khususnya Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Sektori pariwisata dinilai dapat memberikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar, sehingga juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Potensi wisata harus ditingkatkan, karena wisata bisa menjadi sumber pendapatan yang cukup besar. Ini harus dikembangkan. APBD yang mereka miliki, difokuskan pada pengembangan wisata,” tandas politisi F-PG itu.
Melchi menilai, pertumbuhan ekonomi Kepri yang menurun drastis itu dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi secara nasional. Menurutnya ini sangat berbahaya. Ia menilai, mungkin ada kebijakan yang kurang tepat atau kesalahan dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.
“Ini perlu disikapi, dan akan kami pertanyakan kepada Menteri Keuangan. Perlu ada kebijakan-kebijakan untuk membuat daerah ini lebih senang didatangi orang untuk investasi, khususnya di luar ekspor dan impor,” komitmen politisi asal dapil NTT itu.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly juga menekankan, penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kepri ini, untuk menjadi perhatian. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangat berpengaruh.
“Dampaknya kemana mana, sepeti tingkat pengangguran, penerimaan daerah, termasuk berpengaruh pada kinerja di pemerintahan dan juga dinamika ekonomi di sini. Kita minta perhatian penuh, dan kita minta ambil langkah,” kata politisi F-PKS itu.
menurutnya, salah satu hal yang menurutnya segera harus diambil adalah mengambil kebijakan untuk memudahkan investasi di Kepri. Dengan investasi yang dimudahkan, sehingga akan memperbesar pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi pengangguran.
“Saya kira pengembangan potensi wisata juga perlu dikaji. Beberapa tahun sebelumnya, Kepri menjadi destinasi wisata, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Misalnya wisata kuliner. Wisman dari Singapura, bisa mendapatkan harga kuliner yang lebih murah di Batam ini,” papar politisi asal dapil Lampung itu.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Panusunan Siregar menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2017 hanya mencapai 2,01 persen. Padahal pada tahun 2016 tercatat 5,02 persen.
“Selama tahun 2017, perekonomian Kepri mengalami kelesuan dan secara triwulanan hanya tumbuh pada kisaran 2 persen, yang jauh di bawah angka nasional. Konsumsi rumah tangga berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi,” jelas Panusunan. (sf)